Masih berlanjut Ketegangan Di Masjid Al-Aqsa, Israel Tahan beberapa Warga Palestina

Masih berlanjut Ketegangan Di Masjid Al-Aqsa, Israel Tahan beberapa Warga Palestina

Ilustrasi ketegangan di mesjid al aqsa

 INTERNASIONAL - Polisi anti-huru-hara Israel berhadapan dengan warga Palestina yang melemparkan kembang api di gang-gang Kota Tua Yerusalem, Minggu, 17 April 2022.

Pangkal ketegangan karena warga Palestina menolak kunjungan orang Yahudi ke Masjid Al-Aqsa yang disengketakan, selama bulan suci Ramadan.

Kekerasan di kompleks masjid Al Aqsa, yang meletus Jumat lalu, telah menimbulkan kekhawatiran terjadinya konflik yang lebih besar terkait situs tersebut karena Ramadan bertepatan dengan festival Paskah Yahudi. Umat Kristen juga merayakan Paskah di Yerusalem pada hari Minggu. 

Konfrontasi hari Minggu tidak terlalu keras, tetapi polisi Israel mengatakan beberapa penumpang di dua bus terluka ringan ketika orang-orang Palestina melemparkan batu menghancurkan jendela kendaraan. Sembilan orang ditangkap, kata polisi.

Palestina mengatakan polisi Israel untuk sementara membatasi akses mereka ke kompleks - yang juga merupakan sisa-sisa kuil Yahudi kuno - setelah sholat subuh untuk memungkinkan kunjungan terjadwal oleh orang-orang Yahudi berkeliling situs dengan berjalan kaki di bawah penjagaan.

Pengunjung seperti itu dilarang berdoa atau mendekati Al Aqsa - masjid tersuci ketiga Islam. Orang Palestina menganggap kehadiran mereka sebagai provokasi.

Kota Tua terletak di Yerusalem Timur, yang direbut Israel dalam perang tahun 1967 dan diperjuangkan oleh Palestina untuk dijadikan ibu kota negara masa depan.

"Kami melihat dua kelompok dari mereka, kami mulai bernyanyi dan pasukan (Israel) mencoba menahan saya," kata Abu Baker Shemi, seorang jamaah Muslim dari Acre, sebuah kota campuran Yahudi-Arab di Israel.

Palestina mengatakan polisi Israel untuk sementara membatasi akses mereka ke kompleks - yang juga merupakan sisa-sisa kuil Yahudi kuno - setelah sholat subuh untuk memungkinkan kunjungan terjadwal oleh orang-orang Yahudi berkeliling situs dengan berjalan kaki di bawah penjagaan.

Pengunjung seperti itu dilarang berdoa atau mendekati Al Aqsa - masjid tersuci ketiga Islam. Orang Palestina menganggap kehadiran mereka sebagai provokasi.

Kota Tua terletak di Yerusalem Timur, yang direbut Israel dalam perang tahun 1967 dan diperjuangkan oleh Palestina untuk dijadikan ibu kota negara masa depan.

"Kami melihat dua kelompok dari mereka, kami mulai bernyanyi dan pasukan (Israel) mencoba menahan saya," kata Abu Baker Shemi, seorang jamaah Muslim dari Acre, sebuah kota campuran Yahudi-Arab di Israel.

Polisi mengatakan mereka mengambil langkah-langkah untuk mencegah gangguan kunjungan oleh "ratusan" pengunjuk rasa, beberapa dari mereka bermasker, yang terlihat menimbun batu di kompleks itu. Kebebasan beribadah umat Islam dipertahankan, kata polisi.

Ketegangan di Yerusalem menimbulkan perang 11 hari Mei lalu antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 250 warga Palestina di Gaza dan 13 orang di Israel.

Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan lanjutan terhadap jamaah akan menjadi bumerang bagi Israel.

Otoritas Palestina, yang memerintah di Tepi Barat dan diduduki Israel, mengatakan peristiwa di kompleks Al Aqsa telah "menyatukan" warga Palestina.

Komentar Via Facebook :